Breaking News
Flag Counter

Minggu, 28 Desember 2014

Lepas Genggaman

Di pagi yang cerah matahari muncul dengan sinarnya yang begitu indah, burung-burung pun bernyanyi riang dengan kicauan yang syahdu, dan di pagi itu ku mencoba bertanya pada burung, namun sungguh tiada kumengerti karena jawaban yang kutemui hanyalah kebisuan belaka pada akhirnya aku bertanya pada angin yang bersemilir, tapi yang aku dapatkan hanyalah kebingungan.

Waktu terus berputar dan matahari semakin meninggi di atas atap rumahku, namun aku masih tetap saja duduk termenung sendirian, tiba-tiba terdengar suara di belakangku, aku terkejut mendengar suara-suara itu, lula aku menolehnya kebelakang, ternyata di belakangku ada seorang yang memperhatikan sikapku lalu orang itu bertanya padaku.

            “kenapa aku perhatiin dari tadi kamu bengung sendiriaan disitu?” tapi aku tak menjawab sepatah katapun dari pertanyaannya, aku tetap saja diam dan membisu, pada ahirnya orang itu bertanya lagi.
            “apa kamu lagi punya masalah ?”
            “tidak,” jawabku berbohong.
            Keadaan semakin henning, hembusan angin semakin kencang menerpa tubuhku, orang itu tetap saja duduk disampingku, lalu berkata
“kalau kamu punya masalah jangan dipendam sendirian, nanti kamu bisa stres,” katanya dengan nada peringatan.
“sesungguhnya selama ini aku telah memendam cinta dalam hati yang tak dapat aku tuangkan kedalam lautan.” Jawabku
Pada saat itu pula aku titipkan salam pada angin yang menerpa, menghantarkan kedinginan yang menyelinap dalam ruang telingaku. Hatiku kesepian jika tak mendengar suaranya,jia ku gelisah jika ia jauh dariku,dalam hati ini selalu terbayang indah  senyum manisnya,ingin rasanya aku datang untuk memeluk dia sampai aku bisa merasakan kehangatanserta mengucapkan seuntai katadari lubuk hati yang paling dalam bahwa diriku sangat mencintai nya.
Kenapa mataku sangat sulit untukk aku pejamkanbila dirinya tiada di sisiku,jiwa oini selalu resah dan gelisah bila sedetik aku tak melihat wajahnya,kenapa hari-hariku menjadi sunyi mencekam bila indah suaranya tiad tergiang di telingaku,mengapa hidupku seperti tiada arti lagi bila dirinya tidak akan aku miliki.
Andai waktu yng aku punya dan syair-syair rindu yang aku jubah dapat aku titipkan  lewat hembusan angin maka lihatlah betapa remuk redam hatiku ini karena meng harapkan kehadiran dirinya.
Setiap aku memandang la ngit ku bayangkandia hadir di depanku,ku tatap wajahnya lewt desah nya yang bisu dan seolah aku terbawa pada pesona matanya yang memberiku selaksa ceria dan di manapun aku  berada suaranya selalu termani aku,kemanapun aku pergi bayanganmya selalu menghantui,bagiku bersamanya adalah sebuah keindahan yang tak bisa aku nuktahkan dalam gambaran apapun.
“kau dewiku,dirimu selaksa bidadari yang selalu tamani langkahku.dari sekian banyak wanita yang aku kenal hanya dirimu yang ada dalam hatiku,sudikah kiranya kau memberi kesempatanpadaku untuk mencintai mu?”ucapannya sebulan yang lalu.
Aku tak sanggup berucap sepatah katapun dari pertanyaannya,aku hanya bisa berlari sambil tersenyum meninggalkannya.
Sepinya malam menyeret lamunanku tak tertuju pada yang lain hanya kata-kata dia yang menjelma dalam fikiranku seribu hembusan angin membawa kabar gembira,seribu getaran yang ada di jiwa membawa simponi tanda cinta.namun masihkah dia balaskan atas tulusnya cintaku padanya yang semakin menjadi di lubuk hatiku.
Bila senja mulai memerah,senja pun beranjak mulai terukir  sebuah rasa yang tak di duga,itu adalah sebuah kerinduhan yang mengikis  pantai hatiku.
Angin mulai mengepul kencang di saat aku tergeletak kaku diatas ranjang, namun mataku belum juga bisa kupejamkan, entah karena apa malam itu aku belum juga bisa untuk memejamkan mata, wajah dan kata-kata dia selalu menghantui perasaanku.
Kini hari-hari telah lewat bahkan satu bulanpun telah berlalu aku tak menemukan kembali sosok pria itu, kemanakah dia menghilang tiada kabar berita, mengapa dia pergi disaat aku menyayanginya.
“apakah aku telah menggores luka dalam hatinya?”
Sejak aku kehilangan rasa aman dan kasih sayang serta mersa sendirian, tiada memiliki siapa-siapa kecuali foto yang pernah ia berkan padaku yang setiap saat ku pandangi dan tak rela debu menghinggapinya.
Kau orang yang pertma datang memberikan simpati dan kasih sayang bahkan cinta jiwa, ragamu. Aku tau kau menitesakn air mata yang tak kan pernah habis meski di telan masa
Semua ini salahku, mengapa aku dulu terlalu bodoh dan tak punya keberanian untuk mengungkapkan rasa cintaku padanya, aku tak tau bagaimana harus mengatakan yang aku rasakan, aku selalu mengingatnya bahkan merindukannya.
Dikala daun yang terahir lepas melayang jatuh kebumi suatu saat senja kemarau lalu terjadi putuslah sudah rantai kasih yang telah kita jalani bersama, sejak tujuh belas purnama yang lalu seiring berahirnya tahun ini.
Dulu aku sangat terpaksa mengenal cinta, tapi kini disaat aku berenang didalamnya sungguh kau membuatku murka dan kini jiwaku lenyap terombang ambing oleh musim dan peristiwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar




Designed By