A. MAPABA
Jika
mencermati harapan yang tertulis dalam buku MLS (Multi Level Strategi) terhadap
peserta Mapaba, tampaknya terdapat harapan yang berlebihan. Bagi saya, harapan
yang pantas diembankan kepada
peserta Mapaba adalah mereka cukup tahu ada organisasi yang namanya PMII, tahu
latar belakang PMII, tahu yang diperjuangkan PMII, dan peserta yang akan
menjadi anggota PMII besedia berjuang bersama PMII khususnya PMII Country
Unitri Malang.
Dengan
target itu, sepertinya Forum Mapaba sudah cukup puas. Jika beban harapan
terhadap para peserta mapaba melebih itu, forum mapaba diperkirakan tidak lebih
50% bisa mencapainya. Begitu juga Follow up-nya, bahwa harapan untuk menjadi
kader pasca mapaba mempunyai pendekatan Fakultatif adalah mimpi yang tidak
membumi, terlalu banyak kendala yang dihadapi, justru menurut saya, mereka
cukup dibekali keterampilan dasar berorganisasi yang global.
Pertama,
keterampilan mengoprasikan Microsoft Office serta Desain Grafis, sekaligus
memberikan bekal PPTA (Administrasi) cara membuat surat resmi versi PMII dan
catatan pembukuan keuangan yang juga versi PMII.Kedua, keterampilan Teknik
Persidangan, cara memimpin rapat serta menjadi pemimpin Profesional.Ketiga,
keterampilan menyelenggarakan kegiatan (Even Organizer) yang didalamnya
mempelajari cara mengkonsep acara, teknik mencari dan mengella keuangan, cara
mengundang dan menghadirkan narasumber dan seterusnya.Keempat, keterampilan
menjadi Fasilitator, pemateri dan moderator serta seni budaya.
Setidaknya,
keempat keterampilan ini akan memberikan peranan penting dimasa selanjutnya,
baik di PMII Unitri maupun diluar PMII seperti, Kantor, tempat kelak mereka
bekerja. Disinilah Pengurus Komisariat PMII Unitri benar-benar mendidik
Kadernya sebagai Organizatoris. Bagi peserta yang akan menjadi anggota resmi
dan memperoleh sertifikat oleh PMII Country dan sertifikat ini merupakan syarat
mutlak bagi kader yang ingin men(di)calonkan diri sebagai Ketua Rayon atau
Ketua
Komisariat.
Keempat
keterampilan ini wajib di adakan oleh Pengurus Komisariat, dan Cabang Wajib
menyediakan Silabus Materi hingga petunjuk Teknis Pelaksanaannya, baik secara
online maupun cetak. Selain empat hal tersebut diatas, seorang anggota yang
sudah mengikuti mapaba diharapkan dan didorong untuk mengikuti diskusi-diskusi
yang diadakan oleh Pengurus Rayon maupun Pengurus Komisariat dan Instansi lain,
termasuk Kampus tercinta kita(UNITRI).
Bagaimanapun,
kader PMII Unitri bukanlah kader yang kuper terhadap berbagai isu-isu baik isu
akademis maupun isu populer. Untuk itu pengurus Rayon maupun komisariat perlu
mengadakan diskusi kecil mingguan yang bisa dengan membedah Opini dalam media
cetak maupun elektronik, bisa juga masalah yang ada disekelilingnya misalnya
temuan tentang hasil penelitian, yang diselenggarakan dikampus, maupun hal-hal
menarik lainnya yang muncul di sekitar kampus, seperti
kecenderungan
aktivitas mahasiswa di tempat tersebut menurut pandangan kader-kader PMII
Unitri dan sebagainya.
B. PKD (Pelatihan Kader Dasar)
PMII Unitri
Pada
tahap selanjutnya, yakni pelatihan kader dasar, kader PMII baru diperkenalkan
tentang gagasan-gagasan besar PMII tentang Kemahasiswaan, KeIslaman, dan
KeIndonesiaan secara Serius. Berbicara tentang Gagasan, tentu saja berbicara
tentang pemikiran, Konsep-Konsep dan Teori bukanlah manusia
biasa.
Mereka adalah orang-orang yang paling tidak punya kebiasaan membaca buku
setidaknya satu jam dalam seharinya.
Mereka
yang paling tidak terbiasa berdiskusi serius selama setidaknya satu jam. Untuk
itu seorang Kader yang ingin mengikuti PKD adalah Orang-orang yang mempunyai
Semangat dan Loyalitas tinggi Terhadap Organisasi serta mempunyai bakat, untuk
itulah peserta PKD mulai cukup biasa diharapkan lebih.
Para
Kader yang telah mengikuti PKD, menurut Harapan saya Selaku WAKA BIDANG I
PENGKADERAN adalah orang-orang yang telah memakai kacamata PMII untuk melihat
Dunia. Bagaimana kondisi Masyarakat,Mahasiswa,Bangsa dan Negara Indonesia dan
Ummat Islam serta ummat Manusia seluruhnya akan menjadi lebih menarik kalau
dilihat dengan cara pandang yang telah diajarkan oleh PMII, apaun demensi atau
bidangnya, bagaimana Nilai Dasar Pergerakan (NDP) mampu di perasionalkan untuk
melihat Fakta-fakta Sosial, bagaimana Konsep Aswaja bisa menangkap
Fenomina-Fenomina yang ada, dan seterusnya.
Bisa
dikatakan, masa-masa PKD adalah masa-masa pemikiran Seorang Kader PMII,
masa-masa Pembentukan Nalar Kritis seorang kader PMII, dan masa-masa membuat
gelisah seorang kader PMII terhadap realitas yang dihadapinya. Untuk itu, pada
saat demikian pendidikan Epistimlogi menjadi penting, dan metode analisa sosial
adalah kebutuhan Niscaya, Namun demikian, Forum PKD masih
belum
cukup untuk mengharapakan seorang kader menjadi gemilang, karena Forum PKD
sangatlah terbatas, sehingga mereka cukup dirangsang untuk mencapai Gagasan
Ideal Seorang Kader yang bisa menggunakan Kacamata PMII dalam melihat
Persoalan.dengan ukuran lensa yang tepat, biar tidak pusing, seorang kader tersebut
harus dan wajib mengikuti pelatihan-pelatihan dasar dunia pemikiran.
Dan
sebagaimana Follow Upnya pasca Mapaba, mereka akan menerima sertifikat resmi
dari PMII Kmisariat Unitri yang akan menjadi persyaratan bagi seorang kader
yang ingin men(di)calonkan diri sebagai Ketua Rayon maupun Komisariat.
Penulis: Aji Habibi (WAKA BIDANG I PK.PMII
Unitri 2012-2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar