Breaking News
Flag Counter

Selasa, 11 Juni 2013

Peristiwa Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW.


Peristiwa Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
Oleh: Ahmad Fairozi*
Peristiwa bersejarah dalam Islam yang salah satunya adalah terjadinya Isra’ dan Mi’raj dimana (Isra’) tersebut dikenal dengan perjalanan Nabi dari masjid Al-Haram (Mekkah) menuju Masjid Al-Aqsha di Jerussalem sekarang (Palestina), kemudian (Mi’roj) dikenal dengan perjalanan Nabi secara “Vertikal” dari Qubah As-Sakhrah menuju Sidrotul muntaha. Namun yang perlu diketahui adalah bahwa peristiwa Isra’ dan Mi’raj itu adalah sebuah peristiwa yang tidak sama.

Latar belakang terjadinya peristiwa itu tersendiri diawali dengan wafatnya Istri Rasuullah SAW. Siti Khotijah dan Paman Nabi sendiri yaitu Abdul Mutollib, dikala itu Nabi mengalami suatu kegelisahan yang sangat besar dan goncangan batin sehingga seakan-akan Rosulullah SAW. Kehilangan pegangan, kekuatan untuk terus menyebar luaskan Islam yang kala itu terjadi tekanan yang sangat besar dari kaum kafir quraisy terhadap kaum muslim.
Dalam keadaan tersebut, Allah mengutus Malaikat Jibril untuk mengajak Nabi berjalan-jalan sekilas menyaksikan perjuangan para Nabi sebelumnya yang penuh dengan tantangan dan perjuangan yang tak mengenal lelah, artinya pantang mundur dalam melakukan kebaikan seperti FirmanNya: “Janganlah sekali-kali berputus asa dari Rahmat Allah SWT.”.

Ada beberapa catatan dari sebab terjadinya Isa’ dan Mi’raj berikut:

Pertama; Situasi Terjadinya Isra’ Mi’raj adalah situasi dimana UtusanNya yaitu Nabi Muhammad SAW. Sedang mengalami goncangan Moral yang besar sehingga Beliau mengalami kegelisahan yang sangat dalam untuk terus berjuang menegakkan Islam dan menyebar luaskan Islam ditengah-tengah tekanan kaum kafir Quraisy yang kunci penyebarluasan Islam saat itu support terbesarnya diberikan oleh Istri dan Paman Nabi yang telah wafat tersebut sehingga seakan-akan Nabi kehilangan arah untuk erus berjuang menegakkan kebenaran dan menyebarluaskannya.

Kedua; Pensucian Hati, dilakukan oleh Malaikat Jibril untuk membersihkan hati sebelum meghadap sang Penguasa Jagad Raya beserta menyaksikan perjuangan para Nabi sebelumnya, bukan karena hati Nabi kotor atau penuh dengan dosa dan rasa dengki, pada dasarnya Nabi sudah terlindungi dari dosa dan rasa dengki, namun pada hakekatnya adalah untuk mengembalikan pada kemurnian hati seperti manusia yang baru lahir kembali dari rahim sang ibu, itu merupakan serangkaian untuk mengembalikan tekad perjuangan Nabi yang saat itu sudah gundah dengan permasalahan besar dan mendalam.

Ketiga; Memilih Susu, Menolak Khomer. Ketika Rasulullah sudah dibersihkan kembali hatinya oleh Malaikat Jibril, kemudian Jibril menawarkan dua minuman yaitu susu dan khomer, namun Rasulullah memilih susu untuk kemudian diminumnya, susu merupakan minuman yang memberi banyak mamfaat yang salah-satunya menyehatkan tulang dan badan. Hal ini membuktikan bahwa Rasulullah memilih pilihan yang tepat, artinya dalam menentukan pilihan beliau tidak sembarangan untuk dijadikan suatu pilihan, khomer sudah jelas merusak pada fikiran yang jernih dan akal sehat kita sehingga khomer ditolak oleh Nabi untuk meminumnya.

Keempat; Imam Shalat Berjamaah, dalam perjalanan “Vertikalnya” menuju sidrotul muntaha Nabi menjadi Imam dalam Shalat berjamaah bagi para Nabi sebelumnya, ini merupakan bukti bahwa Nabi Muhammad SAW. Adalah utusan yang sangat dimulyakan bagi para Ummat Manusia sehingga para Nabi dan Rosul Allah sebelumnya tidak keberatan Nabi Muhammad menjadi Imam bagi Para Nabi sebelumnya yang pada dasarnya Nabi Muhammad adalah Nabi yang paling Muda diantara Nabi dan Rasul Allah lainnya karna memang Nabi Muhammad Adalah Nabi yang diutus oleh Allah sebagai penyempurna dari para utusan-utusan sebelumnya serta utusan Allah yang terakhir dan bagi seluruh ummat manusia dimuka bumi.

Dan Kelima; Kembali Kebumi Dengan Shalat, setalah perjalanan yang ditempuhNya ke Sidrotul Muntaha kemudian Nabi Muhammad Kembali kebumi dengan Shalat 5 waktu, ini merupakan kewajiban bagi ummat Muslim untuk menunaikan shalat 5 waktu tersebut sehingganya disisi lain sebagai sebuah kewajiban shalat juga sebagai penenang bagi jiwa dan batin yang sedang dilanda kegelisahan dan goncangan serta tekanan dan juga tidak bisa dipungkiri shalat juga mempunyai keampuhan lainnya.

*Beliau adalah Kader Rayon Nusantara, dan sekrang Mngabdi di Komisariat PMII Country Unitri Malang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar




Designed By